Jumat, 02 September 2011

JANGAN TIDAK PERCAYA LAGI, MELAINKAN PERCYALAH

Judul di atas merupakan penggalan percakapan antara Tuhan Yesus dengan Tomas, salah seorang murid-Nya. Injil Yohanes mencatat bahwa sesudah bangkit dari kematian, Tuhan Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Lantas, mereka yang telah bertemu dengan-Nya, menceritakan pengalaman tersebut kepada Tomas. Bahwa Sang Rabuni (Guru) telah bangkit! Tetapi entah kenpa Tomas tidak percaya.
Tetapi Yesus mengetahui bahwa Tomas tidak percaya. Saya suka mennggunakan istilah menunda untuk menggantikan istilah tidak percaya. Tomas menunda untuk mempercayai kebangkitan Yesus sampai memperoleh bukti yang otentik. Dan ini menimbulkan keprihatinan Yesus. Adalah suatu ironi bilamana murid-murid (baca: orang Kristen) tidak percaya akan apa yang dijanjikan-Nya. Sebab, iman atau kepecayaan terhadap Tuhan merupakan hal terpenting selain pengharapan dan kasih dalam kehidupan umat manusia. Sebuah keputusan yang harus dijalankan adalah orang benar (Orang Kristen) hidup oleh iman. Karena itu, Tuhan Yesus selalu berupaya supaya umat-Nya percaya akan apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat-Nya. Sama seperti yang Ia harapkan  dari Tomas. Dengan sengaja Ia memperlihatkan diri dan menyuruh Tomas untuk menyaksikan bekas luka di dada-Nya sebagai bukti. Sepertinya, Yesus mempunyai pertimbangan, kalau hal itu akan membuat Tomas percaya, mengapa tidak dilakukan?
Akibat Tidak Percaya
            Salah satu persoalan penting dalam kekristenan adalah bagaimana supaya kita tetap percaya (beriman) kepada Tuhan Yesus Kristus. Ancaman terbesar terhadap orang Kristen sebenarnya tidak berasal dari luar  tetapi dari dalam kekritenan itu sendiri yaitu ketidakpercayaan terhadap apa yang dijanjikan dan apa yang diperintahkan Tuhan untuk dilakukan oleh umat-Nya. Secara tegas Alkitab mencatat beberapa peritiwa sebagai akibat ketidakpercayaan ini, misalnya di Nazaret, tempat Yesus dibesarkan, Ia tidak banyak membuat mujizat di tempat itu (Matius 13:58).
            Selain tidak mengalami mujizat, ketidakpercayaan juga akan mengakibatkan ketidaksiapan untuk menyampaikan permohonan kepada Allah. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru (berdoa) kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? (Roma 10:14).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar